Panen Raya Terbesar Sepanjang Sejarah Butuh Dukungan Pemerintah
Anggota Komisi IV DPR RI, Guntur Sasono, saat melakukan kunjungan kerja ke gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Jumat (2/5/2025). Foto: Estu/vel
PARLEMENTARIA, Jombang - Panen raya tahun ini terjadi secara serempak di berbagai wilayah, mendorong Komisi IV DPR RI selaku Panitia Kerja (Panja) Pengawasan Gabah dan Jagung melakukan kunjungan kerja ke gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Jumat (2/5/2025). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan kelancaran proses penyerapan hasil panen oleh pemerintah.
Anggota Komisi IV DPR RI, Guntur Sasono, mengungkapkan optimisme terhadap kemampuan pemerintah dalam menyerap hasil panen kali ini secara maksimal.
“Sangat memungkinkan kita jadi lumbung pangan dunia, bahkan dalam waktu 6 bulan ini saja menurut Bulog, serapan panen kali ini paling besar sepanjang sejarah Indonesia. Jadi kalau memang niatnya baik tentu akan didukung para petani,” ujar Guntur.
Meski demikian, Guntur juga mencatat adanya sejumlah kendala yang dihadapi dalam proses penyerapan panen raya ini. Salah satunya adalah keluhan dari petani mengenai minimnya infrastruktur pertanian yang memadai, serta kurangnya dukungan operasional dari pemerintah untuk menangani volume panen yang sangat besar.
“Tapi ada masalahnya, dengan keberanian pemerintah dalam mengambil sikap ini, panen raya yang datang bersamaan, dengan regulasi yang diharuskan cepat, tentu saja ada hal-hal yang perlu ditindaklanjuti. Seperti tadi kami baru tahu, Bulog menyerap dengan HPP Rp6.500, tetapi kenyataannya petani tidak mungkin cukup dengan Rp6.500 saja. Perlu ada tambahan-tambahan seperti infrastruktur sawah, aliran sungai, bagaimana mengolah gabah kering, ya intinya banyak yang harus dipikirkan agar petani tidak dirugikan,” tambahnya.
Kunjungan ini menegaskan bahwa meskipun Indonesia memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan dunia, realisasi target tersebut memerlukan dukungan infrastruktur, regulasi yang responsif, dan insentif yang berpihak pada kesejahteraan petani. (est/aha)